
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
*uhuk*chapter 3*uhuk
Sore hari di rumah Jimmy..
Pintu kamar terbuka, lalu masuklah Jimmy dengan langkah yang sedikit terseok-seok. Sehabis pulang sekolah, Jimmy memang tidak langsung istirahat, ia membantu orangtua-nya membersihkan rumah terlebih dahulu. Lalu ia pun langsung menggeletakkan tubuhnya di kasur, beruntung besok tidak ada PR, karena kalau ada... mungkin pekerjaannya akan sedikit tidak masuk akal.
Tapi ternyata Jimmy tidak tidur. Seberapa capeknya dia tidak bisa menghentikan dirinya untuk terus berpikir tentang Jabberwocky, tapi yang paling ,i style="mso-bidi-font-style: normal;">penting adalah suara yang sempat terdengar di pikirannya saat di sekolah. Ia tidak berani memberitahukan hal ini kepada siapapun, karena kemungkinan besar mereka akan menganggapnya gila, lalu membawanya ke psikolog, dan kemungkinan lagi ia akan dimasukkan ke RSJ, end of story. Jimmy tidak mau kisahnya berakhir begitu saja, siapa yang mau menghabiskan setengah hidupnya di RSJ? Tidak ada, begitu juga Jimmy. Berarti masalah ini hanya dia yang tahu, dan hanya dia yang bisa menyelesaikannya.
Hal pertama yang bisa terpikirkan oleh Jimmy adalah.. dengan memanggil suara itu. Ia pun mulai menutup matanya, ‘Hei...’ ucap Jimmy dalam pikirannya.
Tidak ada jawaban.
Jimmy mengerutkan dahinya karena kesal, tapi ia masih menutup matanya dan mencoba memanggil kembali suara itu, ‘Aku tahu kamu ada disitu... muncullah. Atau.. jangan-jangan kau penakut?’ ejek Jimmy agar su`ra itu mau keluar.
‘....apa kau yakin yang penakut bukan kau?’ jawab suara yang sedari tadi dicari Jimmy.
Jimmy terkesiap, sebenarnya ia tidak terlalu berharap suara itu untuk muncul. Sambil menelan ludah Jimmy memberanikan diri untuk bertanya, ‘Akhirnya kamu muncul juga, aku mau tahu sebenarnya kamu itu apa?’
‘Anggap saja aku adalah penyebab semua paranoidmu itu..’ Jimmy memang tidak bisa melihat darimana suara itu berasal, tapi dari nada bicaranya, Jimmy tahu kalau ia sedang menyeringai.
‘Pe-penyebab paranoidku? Apa kamu merasuki boneka Jabberwocky?’ ucap Jimmy ragu-ragu.
‘Mungkin maksudmu adalah “berasal” bukannya “merasuki”.’ Jawab suara tersebut.
‘Apa?? Berasal?? Boneka tidak punya jiwa!’ teriak Jimmy dalam hati, bagaimanapun juga boneka hanya benda mati, dan tak mungkin memiliki nyawa.
‘Tentu saja aku bukan nyawa sebuah boneka, hanya saja boneka itu menggunakan sesuatu dari tubuhku... rambutku..’ ucap suara tersebut.
‘....jadi rambutmu digunakan sebagai bulu dari boneka itu? ...pantas saja tekstur bulunya*sedikit keras. Apa kau sudah mati?’
‘Tentu saja sudah, bodoh! Untuk apa aku ada di boneka itu kalau aku masih punya tubuh, ha?’ jawab suara itu dengan nada marah.
‘Sebenarnya kau kenapa bisa terjebak di boneka itu??’ tuntut Jimmy.
‘....mungkin karena aku masih memiliki urusan yang tak terselesaikan disini.’ Bisik suara tersebut.
‘ha?’ ucap Jimmy tidak menangkap implikasinya.
‘Aku benci mereka, aku benci manusia, mereka membunuhku... dan aku akan membalas mereka..’ ucap suara tersebut dengan membisikkan bagian terakhir.
‘ha?? Kau pasti bercanda kan?’
‘Aku tidak pernah bercanda dan soal mimpimu.. anggap saja sebagai penerawangan beberapa hari ke depan. He..he..he..’ ucap suara tersebut disertai dengan tawa yang menakutkan.
‘Tidak! Aku akan menghentikanmu!’
‘Bagaimana anak bodoh?’
‘Tunggu saja, aku akan menghentikanmu!!’ teriak Jimmy dalam hati.
Jimmy tidak percaya dengan pengakuan suara tersebut, ia akan membunuh teman-teman Jimmy! Dan Jimmy tidak akan tinggal diam!
Tengah malam..
Jam telah menunjukkan pukul 12.oo, semua orang telah tidur-oh tunggu.. ternyata tidak semua orang. Setelah melihat jam, Jimmy langsung menyelinap keluar rumah dengan membawa korek api dan minyak tanah. Untuk apa? Entahlah, kita simak saja terus. Ia lalu mengambil sepeda dan segera mengayuhnya untuk pergi ke sekolah. Mau apa Jimmy ke sekolah? Apakah dia ada pelajaran pada malam hari? Tidak.. dia memiliki urusan lain.
Setelah sampai di depan gerbang sekolah(anggap sekolah kita blm direnov) Jimmy berhenti sejenak, ternyata gerbang sekolah dikunci. Ia pun turun dari sepeda dan langsung memanjat gerbangnya. Sukses memanjat, Jimmy harus memanjat lagi pagar yang menutup pintu masuk sebelah kanan. Setelah itu ia langsung berlari ke arah kelas, beruntung kunci kelas dia yang pegang dan bukan Taqin yang pegang saat itu.
Jimmy membuka pintu perlahan-lahan, lalu ia mengintip ke dalam. Matanya sempat menyapu sekeliling sampai akhirnya mereka berfokus pada sebuah benda diatas loker. Benda itu adalah Jabberwocky dengan mata merahnya yang selalu terlihat menyala. Jimmy lalu berjalan menuju ke loker, dan mengambil Jabberwocky. Dia mencoba menahan rasa takutnya yang sangat luar biasa saat itu, ia bahkan sudah bisa merasakan bajunya basah terkena keringat dingin.
‘Akan aku akhiri sekarang.. dan untuk selamanya..’ kata Jimmy dalam hati.
Dia pun keluar kelas dan menguncinya kembali. Setelah memanjat pagar pertama, ia langsung terburu-buru berlari ke arah gerbang sekolah. Sukses keluar, Jimmy langsung mengambil sepedanya dan mengayuhnya dengan cepat.
Jimmy pun tiba di tanah lapang di dekat sawah, ‘Sudah jam setengah dua, aku harus cepat!’. Dia langsung meletakkan boneka tersebut di tanah dan menyiramnya dengan minyak tanah yang ia bawa dari rumah, setelah itu ia langsung menyalakan korek dan menghadap ke arah boneka tersebut.
“Tidak ada kata-kata terakhir?” tanya Jimmy pada boneka itu.
“....”
“Lihat kan? Aku bisa menghentikanmu... sampai jumpa lagi di alam lain...” ucap Jimmy sambil menjatuhkan korek api-nya.
Api pun mulai berkobar, samar-samar terdengar seperti suara orang yang berteriak. Jimmy terus melihat sampai api tersebut benar-benar mengkonsumsi Jabberwocky hingga yang tersisa hanyalah abu dari boneka itu.
Setelah apinya benar-benar padam, Jimmy lalu menginjak-injak abu yang tadinya boneka Jabberwocky tersebut. Setelah puas menginjak-injak, Jimmy pun menghadap ke bawah hanya untuk melihat sisa-sisa abu yang hampir tidak terlihat.
‘....sekarang... aku benar-benar menang..’ Ucap Jimmy dalam hati dengan memasang senyuman lelah.
Pagi hari di kelas..
Pintu kelas terbuka, lalu masuklah Buge, yang langsung melihat ke arah bangkunya Jimmy hanya untuk melihat si empunya sedang tertidur. Buge heran, tidak biasanya Jimmy untuk tertidur di kelas, apalagi pada pagi hari.
Setelah meletakkan tasnya di bangku, ia langsung mengambil kursi dan duduk di samping Jimmy, “Jim... tumben kamu tidur? Begadang ta?” Tanya Buge pada Jimmy.
Jimmy membuka matanya hanya untuk mengatakan, “Yaa... begitulah..” lalu menutupnya lagi dan langsung tenggelam ke dalam dunia mimpi.
“haaah... hehehe”
“Heeh!! Boneka Jabberwocky-nya mana?!” Teriak Mala yang baru datang, ketika ia mendapati sudah tidak ada apapun di atas loker.
“Eee.. aku baru nyadar..” Ucap Puspita.
Mala langsung menghampiri loker dan membuka-buka loker anak lain, “Mana ya?!” ucap Mala setengah kesal karena kelihatannya hanya dia yang peduli.
Kirana pun menghampiri Mala yang masih membuka-buka loker anak-anak tanpa terlihat ada niat untuk membantunya, “Jangan-jangan... nasibnya sama kaya’ stella kita yang kecil(baca: stella kita yang kecil ilang!)?” sahut Kirana.
“Hee? Masa’ diambil Pak. Bon??”
$3B “Hush! Jangan main nyalahin Pak. Bon aja!”
Buge lalu menghadap ke arah Jimmy lagi dan bertanya, “Kamu.. ada ikut campurnya kan?”
Jimmy.. Sekali lagi membuka matanya dan, “Mungkin?” sambil mengedipkan sebelah matanya pada Buge... dan tertidur kembali.
“Haaah... Jim.. Jim..” ucap Buge, heran.
Akhirnya boneka Jabberwocky dilupakan, kelas menjadi tenang kembali, dan Jimmy akhirnya mendapatkan kedamaian-nya kembali.....
....
....
....mungkin?
Le Fin
=======================================================================
Hoaahm.... akhirnya cerita ini selesai juga~

Secara tidak sengaja cerita ini jadi kaya' cerita horror klise, maaf ya~

Pengen cepet-cepet nyelesaiin cerita ini biar bisa move on ke post jenis lain nuich..
Anyway kaya' chapter kemarin, chapter ini gak di proof-read.. jangan kaget kalo banyak kesalahan EYD..
Okay... Read, enjoy, and comment~

6 comments:
yey, finish dude ^^ create a new one~ but if u can, please use all members of the whole class as characters :)
jimmy di endingnya agak genit, pake kedipin sebelah mata segala *plak* keren keren ^^ abis ini bakal ada post apalagi emang?
yeah.. its a little difficult though, I'd have to find a right role for them ._. but I'll try by the way^^
@anak gila : ya gapapa looo, post nostalgia.. siap2 liat wajahmu dulu~ mwakakaka!
berkesan serem!! dan gak di proof-read.., biarin aja seperti itu bahasanya.. :D
pak wahyu??!! O.o #alay
Post a Comment
So they said...