
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
The
Gleaming Fang
---------*static*----------chapter 2-----------*static*-----------
Pada jam istirahat...
Jam istirahat pun akhirnya tiba,
ada banyak murid yang bertebaran keluar kelas, tapi tidak sedikit yang tinggal
di kelas dan bermain UNO... Kecuali Jimmy, ia masih gelisah karena Jabberwocky
hadir di kelas itu sekali lagi. Agung yang baru selesai merapikan buku-bukunya
melihat Jimmy yang hanya duduk sendirian dari tepi matanya. Heran, Agung pun
akhirnya memutuskan untuk mendatanginya.
Jimmy yang sedang tenggelam
dalam lamunannya tidak sadar kalau Agung sudah ada tepat di depan mejanya,
“Jim...” tak ada respon, “Jim!” masih tak ada respon, dan akhirnya, “JIM!!”.
Mendengarnya, Jimmy langsung kaget dan terseret keluar dari lamunannya.
“Oh.. Gung.. Kenapa?” tanya
Jimmy kepada Agung.
“Enggak apa – apa. Cuma kamu tak
panggil dari tadi gak respon sama sekali.” Jawab Agung.
“O-oh.. iya, maaf..”
“Kamu kok kelihatannya gelisah
banget? Lagi mikirin apa?” tanya Agung langsung to-the-point.
“Eh? Emang aku gelisah ya?”ucap
Jimmy mencoba menutupi fakta bahwa ia memang gelisah. Tapi Agung tidak
menjawab, bahkan ia terus menatap Jimmy seperti menagih jawaban untuk
pertanyaannya yang tadi.
“Haah.. Tapi kamu gak akan
ketawa habis aku ceritain ini ya?”
Dengan satu alis terangkat tanda
bingung, Agung ragu-ragu menganggukkan kepalanya.
“Begini..”
(Setelah satu penjelasan yang
cukup panjang lebar..)
“Kamu
harus menenangkan dirimu sendiri Jim.” Hanya satu kalimat yang Agung ucapkan
setelah mendengar penjelasan Jimmy yang sangat panjang.
“hhhh...
seandainya aku bisa..” jawab Jimmy lemas.
“Lupakan
aja Jim.. lagipula apa yang bisa dilakukan boneka sekecil itu? Kehidupan ini
gak kayak film horror klise Jim.” Saran Agung.
“Sebanyak aku ingin melupakannya, aku gak
bisa. Gimana kalo waktu malam boneka itu datang menghantui aku?” Tanya Jimmy
dengan ekspresi panik.
Silent then ensue..
“ehem.. kamu terlalu banyak berhalusinasi
Jim..” Mulai Agung, memecah suasana yang kaku.
“....benar.. ketatap apa aku
semalam?” Jimmy bertanya kepada dirinya sendiri, sambil memegang pelipisnya.
*teeet*
(let us pretend this is how our bell sounds ‘kay?)
“Oh.. sudah masuk.. ya udah kamu
tenangin dirimu Jim, terus LUPAKAN boneka itu ya?” Ucap Agung sambil berjalan
ke bangkunya kembali.
“....”
Tidak lama Bu. Dewi, guru bahasa
Inggris selaku wali kelas ASEC, masuk ke kelas dan tidak pakai cas-ces-cos
langsung memulai pelajaran.
Sementara pelajaran bahasa
Inggris berlangsung, Jimmy masih terus memikirkan perkataan Agung, ‘Apa yang
Agung bilang benar juga, aku terlalu banyak berhalusinasi..’
‘Tapi ia salah dalam beberapa hal..’
‘Iya benar, dia- He-hei! Siapa
kamu!? ’
‘....’
“JIM!”
“I-iya?!” Jawab Jimmy terkaget.
“hhh.. ayo udah giliranmu itu~” Sahut
Buge.
“oh.. Nomor berapa?” tanya Jimmy
sambil berbisik.
“Nomor
4, Helmy!” jawab Bu. Dewi.
‘Ada
yang aneh sama Jimmy,’ pikir Buge sambil memperhatikan Jimmy yang sedang
membaca soal, ‘Pasti ini berkaitan sama yang tadi pagi..’
(Fortsatte....)
(Fortsatte....)
=======~~~~~~---------===========~~~~~~~~~~~~~~~-------------------------
Yessshh~ akhirnya saya update juga~

Kok akhirnya rada' sama dengan chappy sebelumnya ya? sama-sama berakhir dengan Buge berpikir.. gah! who cares?

Ini chappy tidak saya proof-read loo.. jadi kalo ada
By the way, anyway, busway #halah. Read, Enjoy, and Comment~

7 comments:
lolol logatnya bu Dewi dimasukin ke ff juga, tapi gapapalah~ :)) keren *o*b lanjutin terus sampe ceritanya abis, meskipun harus nunggu sampe lumutan *eh~,~
lama ya? emang saya buat update lama biar pada karatan semua *ngakak* ini chap 3 malah blm progress sama sekali u.u tetap setia menunggu yachh?? d(^^)b
ha ha ha ha ha ha aha ahaaaaaaa...
ha ha ha ha ha ha aha ahaaaaaaa...
loh.. loh pus~ --"
ezerewezere
adau adau
Post a Comment
So they said...