Ini Semua Demi Kalian! (Prologue)

Another story....


Okay its official, I'm a bastard. Oh well, memang sudah cukup lama saya tidak update blog ini, dan saya tidak akan meminta maaf karena saya sudah terlalu sering minta maaf karena lama gak muncul. Ya beginilah nasib sebagai pengurus blog satu-satunya *sigh*. Kali ini saya akan menulis sebuah fiksi lagi, tapi fiksi ini gak seperti yg lalu yg ada unsur super naturalnya (boneka berhantu? ayolah) yang ini mungkin cerita pembunuhan dan maaf kalau abal dan gaje. *bows*

Genre : Mystery, Tragedy, Friendship, maybe a little Humor
Rating : T
Warning : OOC, character death, semi AU(Alternate Universe), abal, gaje, typo
Disclaimer : Karakter bukan milikku. Plot milikku.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------

Ini Semua Demi Kalian! 
PROLOGUE

  Kalau tidak akan diberi hukuman, murid-murid kelas Sembilan C atau yang biasa disebut ASEC, pasti sudah melakukan unjuk rasa ke kepala sekolah. Sudah sekolah pulang sore, apalagi ini? PIB!? Sampai jam lima sore pula!! Apa mereka mencoba membunuh kita dengan membuat kita stres!!?? Well, hal itulah yang dipikirkan sebagian besar anak ASEC, dan salah satu dari mereka cukup berterus-terang menentangnya.

“Apa maksudnya ini!!? Gak tambah stress ta kita sekolah sampe jam lima sore!!??” Seru Bayu.

“Iyo, keat cak!” Setuju Ardian.

Yang lainnya hanya bisa mengangguk tanda setuju, dan sebagian dari mereka pun pasrah dengan pertambahan belajar itu.

Bayu pun melihat ke arah Gilang dan bertanya, “Lang, tadi katanya mulai hari apa kita PIB?”

“Mulai besok, dari hari Senin sampai Kamis.” Jawab Gilang.

“Ini wajib ta??”

Gilang hanya bisa menghembuskan nafasnya dan berkata, “Iya..”

Seketika itu kelas langsung berisik kembali setelah mendengar jawaban Gilang, mereka gak terima dengan peraturan itu, dan mereka yakin anak kelas lain juga pasti tidak setuju dengan semua ini. Diantara keributan itu, Ifa hanya terduduk diam di bangkunya, ia merasakan suatu perasaan tidak enak, ‘Mudah-mudahan gak akan terjadi apa-apa..’

Keesokan harinya.. 

Hari yang cukup cerah di tengah-tengah musim hujan, tapi mengetahui kau harus tinggal di sekolah sampai jam lima sore sukses membuat mood anak-anak ASEC down seketika.

“Haduh.. muales aku pek..” Gerutu Dica.

“Kamu bukan satu-satunya orang yang males, Ca.” Sahut Fiqa, cemberut.

Lalu Kirana pun tiba-tiba bicara, “He, Mala sama Mbak Ifa belum datang lo. Padahal kan ini udah mau masuk..”

*brak*

Ow, panjang umur~ baru saja dibicarakan, Mala sudah berada di ambang pintu, tunggu.. cuma Mala.. Ifa mana?

“Loh Mal, Mbak Ifa mana? Biasanya kan kalian barengan?” Dan Tasya pun menanyakan hal yang sudah ingin ditanyakan oleh yang lainnya.

Entah kenapa, Mala dengan lemas menjawab, “Mbak Ifa.. ijin.. ada urusan..”

Mendengar nada bicara Mala, seketika mereka pun tahu ada hal yang tidak beres, dan Mala ingin menyembunyikannya dari mereka. Tapi, itu tidak akan terjadi.. “Mana suratnya lo?” Salah satu dari mereka-Dica- menagih Mala.

“Ungg... gak ada s-surat..” Sudah terduga. Mala gugup.

“Mbak Ifa kenapa?” Tanya Kirana straight to the point.

“Umm.. Mbak Ifa.. Mbak Ifa...”

“Udah lah Mal, kamu gak bisa bohong sama kita, ayo katakan yang sebenarnya..” Tuntut Adel.

Kelihatannya Mala menyerah, “Mbak Ifa...” Mala menghembuskan nafas panjang dan melanjutkan, “Orang tuanya Mbak Ifa, kemarin cerai.. Mbak Ifa sedih banget, dan depresi.. Makanya dia gak masuk sekolah hari ini”. Jawaban Mala itu membuat mereka tersentak kaget, tidak percaya. Serasa baru kemarin mereka mengunjungi rumah Mbak Ifa dan melihat betapa harmonisnya orang tua Ifa, tapi sekarang...

Tasya dengan tergagap berkata, “G-gak bener k-kan..” Mala hanya bisa menggeleng dengan lemas, tanda bahwa apa yang telah ia katakan adalah sebuah kebenaran... kebenaran yang pahit.

Suara bel pun berbunyi, tapi mereka berenam(Mala, Tasya, Dica, Kirana, Fiqa, dan Adel) masih terdiam di tempat mereka, seakan mereka tidak mendengar suara bel yang berdering sangat keras. Bu. Dewi pun masuk dengan langkah yang cepat, semua murid langsung beranjak ke tempat duduk mereka masing-masing. Aneh, pelajaran pertama kan matematika, kenapa Bu. Dewi yang masuk?

....Ternyata Bu. Dewi masuk untuk memberikan suatu pemberitahuan. Dan pemberitahuan itu memperkuat pernyataan Mala, orang tua Ifa... cerai. Dan Bu. Dewi bilang kalau Ifa gak akan masuk sekolah selama beberapa hari, dan Bu. Dewi ingin supaya murid-murid Sembilan C mendukung Ifa melewati masa-masa sulit yang ia alami.

Setelah selesai, Bu. Dewi langsung beranjak ke arah pintu, kemudian masuklah Pak. Nafiq. Bu. Dewi dan Pak. Nafiq berbincang sebentar, entah soal apa, tapi murid-murid terlalu kaget untuk memperhatikan apa yang sedang diperbincangkan Bu. Dewi dan Pak. Nafiq. Setelah Bu. Dewi keluar kelas, Pak. Nafiq memulai pelajarannya. 

Bel pulang~

Tidak biasanya murid-murid ASEC pulang dengan tenang, tapi hari ini memang hari yang tidak biasa. Mereka telah diberitahukan bahwa salah satu dari teman mereka(yang sudah dianggap seperti keluarga sendiri) mengalami nasib yang malang, nasib yang tidak sepatutnya dialami oleh siapapun.

Setidak-pengetahuan mereka, mereka berjanji bersamaan dalam hati untuk tidak menyinggung soal itu di depan Ifa saat ia masuk nanti, mereka akan mencoba untuk membuat Ifa lepas dari kesedihan itu. After all, that’s what friends are for, aren’t it?

To be continued....
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Whew.. lumayan panjang juga ya? Padahal cuma prolog loh.. *sweatdrop* And I have a very strong urges to make this into one hell of a fiction.. Artinya, sepertinya cerita ini akan saangat panjang.

Dan soal orang tua Mbak Ifa cerai itu cuma bohongan! Ini cuma fiction material aja, gak benar-benar terjadi, kan tadi udah saya tulis di warning. Mereka masih bersama dan semoga langgeng terus sampai akhir hayat mereka..amin....

Chapter selanjutnya udah mulai masuk ke inti cerita kok, prolog ini cuma untuk nge-set ceritanya aja. Oke. Tunggu chapter pertama ya? Tell me what you think of this so-called story..

2 comments:

Forever Young said...

yah.. gak ada yang comment. oke aku memang orang aneh yang mengomentari postnya sendiri -___-

kenk said...

betmatik
kralbet
betpark
tipobet
slot siteleri
kibris bahis siteleri
poker siteleri
bonus veren siteler
mobil ödeme bahis
X0ULL

Post a Comment

So they said...